Pria dengan penampilan yang tenang ini dilahirkan di Kuningan pada hari
Kamis, 20 Juli 1933, dengan nama lengkap Idik Sulaeman Nataatmadja. Menghabiskan
masa kecil di daerah kelahirannya, sampai tamat SMP di Purwakarta dan pindah ke
Jakarta saat masuk SMA. Sejak kecil, jiwa senisudah terlihat dalam dirinya. Tak
heran bila setamat SMA ia memilih senirupa sebagai pilihan profesinya dengan
menamatkan pendidikan sebagai sarjana seni rupa di Departemen Ilmu Teknik
Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 9April 1960. Menikah dengan Aisah
Martalogawa pada 29 Oktober 1961, Idikdikaruniai tiga anak, yakni Ir. ars
Isandra Matin Ahmad (yang beristrikanIr.ars Retno Audite), Isantia Dita Asiah
(yang bersuamikan Drs. Mohammad Imam Hidayat), dan Dra Isanilda Dea
Latifah (yang bersuamikan Ari RezaIskandar). Dari ketiganya, ia kini memiliki
enam orang cucu, masing-masing 3cucu laki-laki dan 3 cucu perempuan.
Idik Sulaeman memulai karirnya di Balai Penelitian Tekstil dan bekerja
disana pada 1960-1964. Pada 1 Februari 1965 ia diangat menjadi Kepala Biro
Menteri Perindustrian dan Kerajinan yang saat itu dijabat Mayjen TNI dr.Azis
Saleh. Ternyata dunia seni dan tekstil harus mulai ditinggalkan nyaketika 1
Desember 1967 Idik pindah kerja ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud), mula-mula sebagai Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan.Saat
inilah, ia banyak membantu Husein Mutahar dalam mewujudkan gagasannya membentuk
Paskibraka. Pada 30 Juni 1975, ia diangkat menjadi Kepala Sub Direktorat
(Kasubdit) Pembinaan Kegiatan di Direktorat Pembinaan Generasi Muda
(Ditbinmud). Dan pada 9 Maret 1977, ia mencapai posisi puncak di Ditbinmud
setelah ditunjuk sebagai Pelaksana Harian Direktur Pembinaan Generasi Muda,
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga (Ditjen PLSOR). Tiga
tahun penuh ia benar-benar menjadi "komandan" dalamlatihan
Paskibraka, yakni Paskibraka 1977, 1978 dan 1979. Pada 24 November 1979, Idik
ditarik ke Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) danmenjabat
Direktur Pembinaan Kesiswaan sampai 15 November 1983. Selama empat tahun itu,
dengan latar belakang pendidikan seni rupa dan pengalaman kerja di bidang
tekstil, Idik mencatat sejarah dalam penciptaan seragam sekolahyang kita kenal
sampai sekarang: SD putih-merah, SMP putih-biru dan SMA putih-abu-abu, lengkap
dengan lambang sekolah dasar (SD) dan OSIS yang kini selalu melekat di saku
kiri seragam sekolah. Ia juga membantu Mutahar dalam membentuk dan melatih
kelompok pengibar bendera di sekolah-sekolah, serta mengatur dan menggerakkan
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Ikatan Keluarga OSIS (IKOSIS).
Bakat seni rupa dan pengetahuan tentang tekstil itu jugalah yang membuat
Idik menciptakan sendiri seluruh atribut yang ada di Paskibraka,
termasukrancangan seragamnya sendiri dan lambang-lambangnya pada tahun 1973.
Atribut itu antara lain lambang korps Paskibraka, lambang anggota dan kendit
serta lencana Merah-Putih- Garuda (MPG) sebagai tanda telah mengikuti latihan
"Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila" . Dunia pendidikan terus menjadi
bidang karir Idik setelah tidak lagi menjabat Direktur Pembinaan Kesiswaan.
Tahun 1985, ia menjadi tenaga pengajar pada Jurusan Seni Rupa di Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti Jakarta. Di sana, ia juga ikut aktif
membina Pramuka dan mahasiswa sampai akhirnya diangkat menjadipembantu Rektor
III Urusan Kemahasiswaan mulai 10 Oktober 1989 sampai 2 Januari 1995. Di
perguruan tinggi terkemuka di Jakarta itu, Idik masih mengajar sampai usianya
70 tahun (Juli 2003). Kiprah Idik dalam dunia pendidikan selaku pegawai negeri
sipil baru berakhir pada tahun 1998 setelah ia memasuki masa pensiun dengan
pangkat terakhir Pembina Utama Madya, golongan IV/d. Selama karirnya itu, ia
sempat menyelesaikan Kursus Reguler Angkatan XII (KRA-XII) Lembaga Pertahanan
Nasional (Lemhannas) di DepartemenHankam pada 3 Desember 1979.