20 September 2013

SEJARAH SERAGAM PRAMUKA

SEJARAH DAN FILOSOFI COKLAT MUDA - COKLAT TUA
(Kisah ini ibarat cerita turun-temurun yang belum saya temukan dokumen tertulisnya. Apa bila anda tahu versi lain apalagi yang lebih valid, mohon koreksinya.)
Sebelum meleburnya pandu-pandu dalam Gerakan Pramuka, di Jakarta pernah terjadi banjir besar. Relawan dari banyak kepanduan yang ada saat itu bahu-membahu membantu evakuaso dan membersihkan lingkungan. Seragam yang mereka gunakan pun kotor oleh air lumpur yang terbawa banjir.

Seteah dileburnya pandu-pandu dalam Gerakan Pramuka, Sri Sultan HB IX (Ka. Kwarnas pertama) berdiskusi dengan Ir. Soekarno (Presiden RI) ditemani oleh ajudannya, H. Mutahar. Mereka memperbinangkan bagaimana sebaiknya seragam yang nantinya digunakan untuk para pramuka.
H. Mutahar angkat bicara dan mengingatkan kejadian waktu Presiden Soekarno dan Sri Sultan HB IX berdiri di atas jembatan sebuah sungai dan memperhatikan para pandu yang menjadi relawan. Awalnya seragam yang mereka kenakan bermaam-macam warnanya. Tetapi karena kotor oleh air sungai, semua menjadi satu warna "cokat muda". Ia, mengusulkan bagaimana kalau seragam pramuka mengunakan warna coklat muda saja.
Presiden Soekarno pun menyetujui ide tersebut. Selanjutnya untuk keserasian, warna celana dipilih warna coklat tua. Dengan pertimbangan filosofis, coklat muda adalah warna air yang menyatukan para pandu. Coklat muda juga merupakan warna air bercampur lumpur (humus) di persawahan yang menunjukkan kesuburan. Warna bawahan (celana/ rok) coklat tua menggambarkan warna tanah.
Begitulah konon kisah pemilihan warna seragam pramuka. Pemilihan tersebut memiliki unsur pemersatu, filosofi yang baik dan tentunya disesuaikan dengan nilai estetika (keindahan) yang serasi. SEMOGA WARNA PENUH MAKNA INI TAK BERGANTI.

LOMBA MADRASAH SESUMBAR TAHUN 2012